Bercermin Yuk!
Sudah pernahkah kamu memerhatikan kelakuan seorang, bagaimana dia berhubungan dengan peradaban sosialnya? Bagaimana dia memberi respon reaksi seorang, bagaimana dia saat ‘mati style’, Situs slot online bagaimana dia mengungkapkan suatu hal, dan bagaimana-bagaimana yang lain. Umumnya sich, ini dilaksanakan saat seorang tertarik ke seorang yang lain.
Ingat jaman saat kita tertarik ke musuh tipe saat saat sekolah, kuliah, atau saat ini ada yang melakukan karena argumen ‘kepo’ tertentu? Hahaha…
Tenang, ‘kepo’ ini bukanlah untuk bikin rugi atau menjadi stalker seorang kok, ini adalah uji coba, malah untuk pelajari diri kita, untuk ‘kepo’ pada diri kita. Kenapa kita perlu ‘kepo’ pada diri kita? Kan kita pasti mengenal lah sama diri, tidak perlu ‘kepo-kepo’. Tidak boleh salah, saat kita ‘menjalankan’ diri, ada beberapa hal yang kemungkinan kita tidak ketahui. Situs slot terpercaya Karena kita memang konsentrasi sebagai aktor pada diri, karena kita ada di dalamnya.
Sama kita memperhatikan seseorang, kita juga selanjutnya bisa bercermin, “Seperti apa saya saat menyampaikan suatu hal dalam peradaban sosial?”, “Seperti apa saya saat ada ketaknyamanan pada sebuah pembicaraan?” Proses tersebut salah satunya aktivitas ‘merasakan’ diri. Kita coba menyaksikan diri di luar, seakan-akan kita disaksikan oleh seseorang, walau sebenarnya kita menyaksikan diri sendiri.
Lebih kurang misalnya kita tampil di atas pentas atau bicara dalam rapat, selanjutnya kita minta opini rekan atas performa kita itu. Nach, tetapi ini kita memberi komentar diri atas diri sendiri tanpa mediator mata seseorang.
Yang termudah sich, kita mengingat 2 kejadian yang sama-sama bertolak-belakang. Contoh: saat kita geram atau menangis saat hadapi suatu hal yang membuat kita nyaman dan saat kita bisa tenang hadapi keadaan yang lebih kurang sama. Coba cari info kenapa kita dapat semakin tenang dalam hadapi keadaan kedua.
Apabila sudah bertemu dengan rahasianya, coba terapkan itu saat kita hadapi hal yang sama. Dengan demikian kita menjadi dapat mempunyai pengaturan diri yang lebih bagus. Umumnya, saat kita memerlukan cermin untuk menyaksikan seperti apakah sich kita dalam sehari-harinya, kita bisa memakai jasa seorang psikiater untuk konsultasi.
Tetapi, bila kita memanglah tidak mempunyai permasalahan untuk ditanyakan, kenapa kita tidak berusaha untuk ‘merasakan’ diri lalu ‘mempelajari’ diri kita saja dulu. Dengan catatan, bila ketidaktahuan dengan ini dapat diskusikan ke rekan paling dekat, atau bila memang perlu anjuran pengaturan diri yang semakin lebih serius bisa kontak psikiater.